Sosialisai Perda Toleransi Dirham Zain, Di Balik Perbedaan, Terdengar Suara Persaudaraan

Dirham Zain saat foto bersama usai kegiatan sosialisasi

BANJARBARU – Siang itu, Senin (9/6/2025) salah satu rumah warga di Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru dipenuhi warga.

Mereka datang dari berbagai latar belakang. Namun satu hal yang membuat semua terlihat sama, mereka duduk berdampingan, saling menyapa, dan hadir dengan satu tujuan menjaga harmoni.

Di tengah perbedaan yang melekat sejak lahir, mereka berkumpul untuk mengikuti Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Toleransi Kehidupan Bermasyarakat. Kegiatan ini dilaksanakanAnggota DPRD Kalsel Dirham Zain, yang sejak lama dikenal vokal dalam isu-isu kebinekaan.

Bukan sekadar sosialisasi, kegiatan ini menjadi ruang bertemunya harapan dan cerita dari masyarakat akar rumput. Di hadapan warga, Dirham menyampaikan pesan yang tak sekadar menggugah logika, tetapi juga menyentuh hati.

“Toleransi adalah fondasi utama dalam menjaga keutuhan sosial. Keberagaman adalah anugerah, dan toleransi adalah alat untuk merawatnya. Dengan saling menghormati, kita bisa mencegah konflik sosial dan memperkuat persatuan,” ucapnya.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini tak hanya berbicara sebagai legislator, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang merasakan langsung bagaimana perbedaan bisa menjadi celah jika tidak dijaga, atau menjadi kekuatan jika dirawat dengan cinta.

Salah satu peserta yang ikut dalam kegiatan ini mengaku tersentuh oleh pendekatan dialogis yang diusung dalam sosialisasi ini.

“Sering kita bicara toleransi di media sosial, tapi jarang bertemu langsung. Di sini, saya bisa ngobrol dengan orang yang beda keyakinan, dan ternyata kita punya kekhawatiran yang sama takut bangsa ini terpecah,” katanya.

Anggota Komisi I DPRD Kalsel ini pun memaparkan bahwa toleransi bukan hanya soal menerima, tetapi juga tentang menghargai secara aktif, menghormati ibadah, budaya, hak, dan kewajiban warga lain dalam kehidupan bermasyarakat.

“Toleransi bukan hanya tentang hidup berdampingan, tapi juga saling membantu dan memahami dalam perbedaan,” ujarnya.

Sosialisasi itu berakhir sore hari, namun semangat yang tumbuh tidak berhenti di ruangan itu. Banyak peserta yang pulang dengan wajah cerah, bukan karena mereka sepakat dalam semua hal, tapi karena mereka sadar satu hal bahwa persaudaraan bisa tetap hidup di tengah perbedaan.

Dan seperti yang dikatakan oleh seorang warga di akhir acara, kami berbeda, tapi tetap bersaudara. Karena kita semua ingin hidup damai, sama seperti orang lain.(lokalhits)

Penulis Riza
Editor Riza

Artikel Lainnya

Scroll to Top