BANJARBARU – Menghadapi potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) bersama TNI, Polri, dan sejumlah instansi terkait menggelar apel kesiapsiagaan tanggap darurat bencana di Banjarbaru.
Kegiatan ini menjadi tindak lanjut instruksi Kapolri agar seluruh daerah meningkatkan kesiapan menghadapi musim hujan yang berpotensi menimbulkan banjir dan bencana lainnya.
Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin, menegaskan seluruh unsur di Kalsel kini dalam kondisi siaga terpadu. Menurutnya, kesiapan peralatan dan koordinasi lintas lembaga menjadi kunci penting agar respon cepat di lapangan bisa dilakukan dengan optimal.
“Ini adalah kesiapan gabungan antara TNI, Polri, Pemerintah Provinsi, BMKG, dan seluruh pihak terkait. Setelah kemarin kita menghadapi cuaca ekstrem, potensi banjir bisa muncul di banyak wilayah. Maka sebelum itu terjadi dan menyusahkan masyarakat, kita harus sudah siap,” ujar Gubernur Muhidin.

Muhidin menambahkan, delapan arahan Kapolri terkait kesiapsiagaan bencana siap diterapkan di Kalsel. Salah satu fokus utamanya adalah perbaikan sistem aliran dan sanitasi air yang kerap menjadi penyebab banjir.
“Seringkali banjir terjadi karena saluran atau irigasi yang tertutup. Maka saya imbau kepada kabupaten/kota agar memperhatikan arus air yang terhambat. Kalau ada sungai atau saluran yang perlu pengerukan atau pembersihan, kami siap membantu,” tegasnya.
Ia juga menyebut bahwa permintaan pengerukan sungai dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan akan menjadi prioritas pada tahun anggaran mendatang.
Menutup kegiatan Apel, Gubernur Muhidin mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem namun tidak panik berlebihan.
“Kita berharap Kalimantan Selatan terhindar dari bencana. Namun kesiapsiagaan tetap harus kita jaga,” ucapnya.

Dengan kesiapan gabungan lintas sektor ini, Kalsel diharapkan mampu merespons cepat setiap potensi bencana, sekaligus memperkuat budaya tanggap dan peduli di tengah masyarakat.
Sementara itu, Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan memastikan jajarannya telah menyiapkan sekitar 1.200 personel beserta peralatan pendukung untuk menghadapi potensi bencana. Seluruh pasukan tersebut siap dikerahkan kapan pun dibutuhkan dalam operasi tanggap darurat.
“Setiap saat siap digerakkan, baik digunakan oleh BNPB, BPBD, maupun dalam operasi terpadu lainnya,” kata Irjen Pol Yudha.
Selain personel, Polda Kalsel juga mendapat tambahan dua unit kendaraan dapur lapangan dari Brimob serta rencana dua unit tambahan dari Korsabhara.
Tak hanya itu, tiga kendaraan pengolah air bersih (water treatment) juga disiagakan untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat di lokasi bencana.
Menurut Kapolda, kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci efektivitas dalam penanganan bencana.
“Yang terpenting, semua unsur harus bergerak terpadu dan responsif sehingga penanganan bencana bisa lebih cepat dan tepat sasaran,” ujarnya.
Di sisi lain, Dinas Sosial (Dinsos) Kalimantan Selatan juga memperkuat kesiapsiagaan melalui program mitigasi dan pelatihan relawan muda.
Kabid Penanganan Bencana Dinsos Kalsel, Achmadi, mengatakan langkah ini dilakukan untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem di akhir 2025.
Salah satu kegiatan utamanya ialah Latihan Tanggap Bencana yang digelar 3–5 November 2025 di Kebun Raya Banua, Banjarbaru. Kegiatan tersebut melibatkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan para pemuda dalam program Pemuda Peduli Bencana.
“Pemuda harus akrab dengan bencana, bukan takut. Minimal mereka memahami cara menyelamatkan diri, keluarga, dan masyarakat saat bencana terjadi,” ujar Achmadi.
Hingga kini, Dinsos Kalsel telah membentuk 44 Lumbung Sosial, 22 Kampung Siaga Bencana (KSB), dan 3 Kawasan Siaga Bencana (KWS). Lumbung sosial berfungsi sebagai titik awal penyaluran bantuan sebelum dukungan skala besar datang dari provinsi.

Dinsos juga memetakan daerah-daerah rawan banjir seperti Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Tabalong, Tanah Laut, dan Tanah Bumbu, termasuk ancaman banjir kiriman dari Kalimantan Tengah.
“Dinsos, Dinkes, BPBD, relawan, dan semua pihak harus bersinergi. Kesiapsiagaan dan mitigasi adalah kunci untuk meminimalkan dampak bencana bagi masyarakat,” pungkas Achmadi.(lokalhits)



