BANJARBARU – Dinas Sosial (Dinsos) Kalimantan Selatan (Kalsel) memperkuat kesiapsiagaan dan mitigasi bencana terutama mengantisipasi potensi cuaca ekstrem pada akhir 2025.
Kabid Penanganan Bencana Dinsos Kalsel, Achmadi mengatakan, penguatan kesiapsiagaan dilakukan melalui peningkatan kapasitas Taruna Siaga Bencana (Tagana), pemenuhan logistik, dan pelibatan pemuda dalam program Pemuda Peduli Bencana. Salah satu upayanya yaitu Latihan Tanggap Bencana yang digelar pada 3–5 November 2025 di Kebun Raya Banua, Banjarbaru.
“Kesiapsiagaan dan mitigasi harus terus ditingkatkan. Penanganan bencana tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor. Pemuda juga perlu disiapkan untuk ikut bergerak bersama Tagana dan Dinas Sosial di daerahnya,” ujar Achmadi Senin (3/11/2025).
Dalam pelatihan tersebut, pemuda dibekali materi manajemen kebencanaan, logistik, Bantuan Hidup Dasar (BHD), dapur umum lapangan, hingga manajemen posko. Achmadi menyebut, materi tersebut penting untuk memperluas jumlah relawan terlatih di Kalsel.
“Pemuda harus akrab dengan bencana, bukan takut. Minimal, mereka memahami cara menyelamatkan diri, keluarga, dan masyarakat saat bencana terjadi,” katanya.
Achmadi menjelaskan, Dinsos Kalsel memperkuat kesiapsiagaan daerah melalui sejumlah strategi, terutama menyangkut pemenuhan kebutuhan logistik bagi warga terdampak bencana.
Strategi tersebut meliputi Penguatan gudang logistik di tingkat provinsi dan kab/kota, Pengembangan Lumbung Sosial di wilayah rawan bencana, Peningkatan kapasitas Tagana dan kolaborasi lintas sektor.
Ia memaparkan, hingga saat ini telah berdiri 44 Lumbung Sosial, 22 Kampung Siaga Bencana (KSB), dan 3 Kawasan Siaga Bencana (KWS) di Kalsel. Lumbung sosial menjadi titik penyaluran bantuan pertama bagi warga sebelum bantuan skala besar bergerak dari provinsi.
Achmadi menjelaskan, Kawasan Siaga Bencana berbeda dengan KSB karena mencakup wilayah lebih luas dan melibatkan beberapa desa dengan tingkat kerawanan tinggi.
Lebih lanjut, Dinsos Kalsel memetakan sejumlah daerah yang berpotensi terdampak banjir akibat aliran sungai besar, seperti Sungai Tabalong dan Sungai Batumandi di Kabupaten Balangan. Banjir kiriman dari Kalimantan Tengah juga menjadi ancaman bagi wilayah hilir.
“Daerah seperti Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Tabalong, Tanah Laut, dan Tanah Bumbu harus siap karena pernah terdampak banjir kiriman,” jelasnya.
Selain banjir, potensi angin puting beliung juga diperkirakan meningkat pada puncak musim hujan. Dalam beberapa waktu terakhir, Kalsel bahkan mulai merasakan gempa bumi berskala kecil.
Achmadi menegaskan, Dinsos tidak bisa bekerja sendiri dalam penanganan kebencanaan. Kolaborasi seluruh pihak diperlukan agar penanganan lebih cepat dan tepat.
“Dinsos, Dinkes, BPBD, relawan, dan semua pihak harus bersinergi. Kesiapsiagaan dan mitigasi adalah kunci untuk meminimalkan dampak bencana bagi masyarakat,” pungkasnya.(lokalhits)

							
								

